Inilah Janji-janji Cagub-cawagub Soal Kesehatan
Calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta (dari kanan ke kiri), Biem
Benjamin, Faisal Basri, Hidayat Nur Wahid, Basuki Tjahaja Purnama, dan
Hendardji Soepandji, saat mengikuti Debat Program Kesehatan di Aula
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Senin
(14/5/2012).
JAKARTA - Jakarta yang memiliki 11 fakultas
kesehatan ternyata dicatat sebagai provinsi yang paling tinggi jumlah
pengidap HIV/AIDS dan tuberkulosis. Untuk itu pemimpin DKI Jakarta ke
depan harus bisa menjawab tantangan ini agar Jakarta dan warganya selalu
sehat jiwa dan raga.
Untuk menjawab tantangan itu, empat dari
enam pasang calon gubernur dan wakil gubernur mengatakan akan
meningkatkan anggaran kesehatan menjadi 10 persen dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Tekad peningkatan anggaran
kesehatan itu muncul dalam debat publik mengenai kesehatan yang
diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (UI), di Kampus Salemba, Jakarta, Senin
(14/5/2012).
Dalam debat itu, kandidat yang datang adalah
Hendardji Soepandji, Basuki Tjahaja Purnama, Hidayat Nur Wahid, dan
Faisal Basri. Dua calon lain, yakni Fauzi Bowo dan Alex Noerdin, tidak
hadir.
Hadir sebagai panelis, Guru Besar Fakultas Kedokteran UI
Prof Firman Lubis, Direktur Utama RS Cipto Mangunkusumo Prof Akmal
Taher, dan mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia dr Fahmi Idris.
Hendardji,
yang mendapat kesempatan pertama untuk memaparkan program kesehatan,
mengatakan, kesehatan Jakarta akan berhasil bila mental warga Jakarta
juga sehat. Untuk itu, ruang terbuka hijau harus dibangun hingga 30
persen dari luas Jakarta. Dari 30 persen itu, 10 persen ruang terbuka
hijau berupa taman kota di mana warga Jakarta bisa melepaskan penat dan
bersantai agar tidak stres.
”Kami juga akan meningkatkan anggaran
kesehatan hingga 10 persen yang ditujukan untuk program peningkatan
kesehatan berbasis masyarakat. Basis masyarakat di sini artinya
masyarakat sadar akan kebersihan diri sendiri dan kebersihan lingkungan
di sekitarnya,” ujar dia.
Untuk menjaga kesehatan lingkungan,
Hendardji juga akan menyediakan kapsul khusus untuk merokok di tempat
umum. Warga yang terbukti merokok di luar kapsul khusus itu akan
diberikan sanksi tegas.
Basuki Tjahaja Purnama atau sering disapa
Ahok memaparkan, seluruh warga DKI Jakarta akan diasuransikan
kesehatannya. ”Akan ada tiga kartu, yakni platinum,
gold, dan
silver. Dengan kartu asuransi ini, pasien bisa segera mendapatkan layanan kesehatan,” kata dia.
Kartu platinum akan diberikan kepada warga yang layanan kesehatannya ditanggung 100 persen oleh asuransi,
gold ditanggung separuh, dan
silver
sebagian kecil. ”Awalnya pemerintah yang akan menanggung preminya.
Namun, perlahan warga juga akan ikut membayar premi asuransi. Dengan
demikian warga pun ikut bertanggung jawab akan kesehatan dirinya,” kata
Ahok.
Ahok mengatakan, dia sudah beberapa kali bertemu dengan
buruh atau masyarakat yang berpenghasilan tetap. ”Mereka bersedia
membayar asuransi kesehatan asalkan sifatnya tetap dan terjangkau,” kata
dia.
Selain itu, Ahok juga mengatakan, akan mengatur agar
masyarakat tinggal dalam superblok yang dilengkapi pasar dan puskesmas
yang melayani rawat inap. ”Sering kali layanan kesehatannya terjangkau,
tetapi tidak bisa diakses karena biaya transportasi yang mahal. Jadi
kami akan menempatkan puskesmas sedekat mungkin dengan masyarakat,” kata
Ahok.
Hidayat mengatakan, tingkat kesehatan warga Jakarta juga
tergantung pada upaya preventif agar angka kesakitan menurun. ”Selama
ini anggaran preventif Rp 150 miliar. Jumlah ini akan kami tingkatkan
menjadi Rp 300 miliar. Sedangkan total anggaran kesehatan bagi keluarga
miskin dan tidak mampu yang mencapai Rp 600 miliar akan ditingkatkan
menjadi Rp 1 triliun,” jelasnya.
Selain itu, juga akan dilakukan
penguatan terhadap ketua RT dan RW agar bisa mengambil langkah yang
cepat dan tepat apabila ada warganya yang membutuhkan pertolongan
kesehatan.
Senada dengan Ahok, Faisal Basri mengatakan akan
memberikan asuransi kesehatan kepada warga Jakarta. ”Pemerintah itu
seharusnya hanya mengatur. Dia tidak boleh mengelola agar tidak ada
korupsi. Dengan jaminan kesehatan daerah seperti Gakin, membuat
pemerintah bukan hanya menjadi regulator, melainkan juga eksekutor.
Biarkan asuransi yang mengelola kesehatan,” tegas Faisal.
Faisal
juga mengatakan akan meningkatkan 27 dari 44 puskesmas kecamatan untuk
bisa memberikan layanan rawat inap. Dengan demikian, puskesmas akan
membantu rumah sakit dalam menangani pasien yang sakitnya parah dan
tidak bisa ditangani puskesmas.
Keempat kandidat itu pun sepakat
untuk meningkatkan kesejahteraan dokter yang masih berstatus pegawai
tidak tetap, tetapi memberikan layanan yang baik di puskesmas.
Pengamanan melekat
Sementara
itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto,
Senin siang, menegaskan, semua calon gubernur dan wakil gubernur sudah
mendapat pengawalan melekat sejak dinyatakan lolos seleksi dan
ditetapkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.
”Setiap
orang akan dikawal polisi yang melekat selama 1 kali 24 jam. Satu calon
satu polisi. Namun, polisinya bukan satu orang itu saja. Dalam 1 kali 24
jam ada tiga kali pergantian polisi yang menjaga calon tersebut,”
jelasnya.
Dia menambahkan, selain telah melakukan pengawalan
melekat kepada setiap calon, Polda Metro juga sudah melakukan pengamanan
dalam sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan proses Pilkada DKI
Jakarta.